Berita bola Indonesia – Pemain Malaysia Super League keberatan dengan pemotongan gaji pemain. Pemain yang ingin dirahasiakan namanya itu mengatakan kalau kompetisi Malaysia tidak bisa disamakan dengan kompetisi berkelas lainnya. Apalagi baru-baru ini AFC mendesak sepak bola Malaysia untuk mengikuti jejak PSSI.
Seperti yang diketahui kalau PSSI telah mengeluarkan aturan baru terkait gaji pemain. Pandemi virus corona telah membuat kompetisi Liga 1 terhenti sampai batas yang belum ditetukan. Oleh sebab itu PSSI menentukan sikap dengan mewajibkan klub membayar 25% gaji dari kontrak sebenarnya. Bagi AFC ini langkah yang adil buat klub dan pemain yang berdampak virus COVID-19.
”Dalam konteks Malaysia, AFC mendesak agar semua pihak dapat duduk bersama mencari jalan keluar atas permasalahan yang terjadi saat ini. Seperti yang dilakukan Indonesia (PSSI),” ujar Windsor.
”PSSI menggelar pertemuan dan sudah mencapai solusi bersama seluruh pihak yang terkait, di lingkup sepak bola Indonesia,” sambungya.
Negara Indonesia melalui PSSI menetapkan libur Liga 1 diperpanjang Maret-April-Mei karena virus Corona. Semua keputusan itu berkat hasil rapat yang telah digelar sebelumnya bersama PSSI, PT Liga Indonesia Baru, dan klub Liga 1 2020 meskipun tidak ada pemain yang dilibatkan disitu.
Namun langkah ini dirasa kurang tepat jika diterapkan di sepak bola Malaysia. Sang pemain merasa tidak adil jika hanya gaji pemain yang dipotong sementara para Official tidak mengalami pemotongan gaji. Sehingga pemain yang mendapatkan gaji sedikit akan lebih menderita saat nantinya pandemi virus corona ini semakin meluas.
“Kalau sudah ada yang jadi panutan, yang lainnya akan mengikuti? Gaji petinggi FAM dan MFL kalau begitu harusnya juga dipotong. Karena mereka dapat gaji besar,” bilang pemain yang tak disebutkan namanya itu dikutip dari New Straits Times.
“Jadi, mereka juga bisa berkomitmen jika mau kami berkomitmen. Kami bingung, mengapa mereka bicara pemotongan gaji ini sekarang? Kami harus mendapatkan gaji penuh yang semestinya,” sambungnya.
Lebih lanjut, dirinya mencontohkan klub eropa yang memotong gaji para pemainya di masa sulit ini. Dirinya melihat kalau para pemain Eropa sudah memang memiliki pendapatan dari tempat lain serta punya gaji besar jadi tidak masalah jika nantinya dipotong.
“Bahkan mereka mendapatkan bayaran hanya dengan memasang foto di Instagram. Pemain dari klub besar Eropa punya banyak sumber pemasukan, sedang di sini hanya beberapa,” tandas dia.
Discussion about this post