Berita Bola Indonesia – Wahyudin adalah wasit yang menjadi korban kebrutalan salah satu pemain Champas FC dalam suatu pertandingan persahabtan di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi.
Wasit berusia 29 tahun ini, menceritakan peristiwa yang tidak mengenakan tersebut, pada Minggu (12/7/2020) kemarin. Momen kekerasan yang dialaminya terjadi ketika Wahyudin meniupkan pluit offside dalam pertemuan tim Champas FC vs Yutaka.
Buntut dari kejadian yang menimpanya, ia pun telah membuat laporan resmi ke Polres Bekasi Kota. Nomor laporan Wahyudin tercantum di LP/1588/K/VII/2020/SPKT/Restro Bks Kota. Walau ada permintaan damai dari pelaku yang menginjak wajahnya, namun ia enggan menerimanya dengan alasan menyangkut nama baiknya.
“Ini menyangkut nama baik pribadi saya, keluarga saya, karena saya umumnya saya (wasit) yang sudah berlisensi. Kalau saya ambil jalur damai, otomatis semua jadi jelek, nama saya jelek, keluarga jelek, apalagi umumnya wasit seluruh di Indonesia,” imbuhnya, seperti dikutip dari laman Detik.com.
Wahyudin Tolak Uang Damai 20 Juta
Pukulan hingga injakan harus diterima Wahyudin karena para pemain Champas FC tak menerima keputusan offiside dari dirinya. Perlakuan yang diterima oleh wasit berlisensi C2 Asprov PSSI Jakarta saat memimpin laga Champas FC vs Yutak ini membuat dirinya membuat laporan pengaduan ke Polres Bekasi Kota.
“Salah satu pemain berlari dari belakang dan menendang kaki saya sampai terjatuh. Sontak, satu pemain langsung menginjak wajah saya”, ungkapnya.
Perlakuan inilah yang membuat dirinya tidak terima dengan ajakan damai dari para pelaku. Bahkan ia menyebut, sebelum membuat laporan ke Polres Bekasi, dirinya telah ditawari uang damai sejumlah 15 hingga 20 juta rupiah.
Pertandingan yang dipimpin oleh Wahyudin merupakan ajang amatir yang digelar oleh salah satu klub sepakbola asal Bekasi, Gilbar FC. Turnamen itu bertajuk Fun Football Gilbar FC 2020.
Discussion about this post